KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang
telah memberikan rahmat serta karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan laporan ini yang alhamdullillah tepat pada waktunya yang berjudul
Laporan Praktikum Embriologi.
Laporan
ini berisikan tentang hasil pengamatan praktikum embriologi hewan tentang
Pengenalan Alat Kelamin Jantan baik secara makro ataupun mikro. Diharapkan
laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pengamatan
yang telah dilakukan.
Kami
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir, semoga Allah S.W.T
senantiasa selalu meridhoi segala usaha kita. Amin.
Banda Aceh, April 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Reproduksi merupakan suatu proses biologis dimana individu
organisme baru diproduksi. Dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh
semua bentuk kehidupan, setiap individu organisme ada sebagai hasil dari
suatu proses reproduksi oleh pendahulunya.
Peran hewan jantan dalam reproduksi khususnya sapi potong membuahi sel
telur (ova) yang dihasilkan oleh sapi betina untuk menghasilkan kebuntingan dan
melahirkan anak.
Organ-organ reproduksi jantan memiliki peranan sendiri-sendiri dalam
membentuk spermatozoa, baik sebagai tempat pembentukan spermatozoa maupun
sebagai saluran lewatnya spermatozoa.
Organ kelamin jantan
terdiri dari :
-Alat
kelamin primer : Testis
a.
Saluran : Epidedimis
- Vasa Defferensia / Ductus Ejaculatorius
- Urethra
b. Kelenjar :
- Vesicula seminalis (Vesiculosa)
- Prostata
- Cowper’s (Bulbo Urethralis)
Alat kelamin luar (Organa Genetalia Externa) :
- Penis :
alat kopulasi
- Scrotum
: Kantong testis
-
Preputium : Penutup glanspenis
1.2 Tujuan
Mahasiswa/i mengidentifikasi, mengetahui dan menentukan bentuk dan
susunan organ kelamin jantan pada sapi atau kambing baik secara makroskopis
maupun mikroskopis.
1.3 Manfaat
Setelah praktikum dilakukan, diharapkan mahasiswa/i dapat
mengidentifikasi, mengetahui dan menjelaskan bentuk dan susunan organ kelamin
betina pada sapi atau kambing baik secara makroskopis maupun mikroskopis.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
BAB II TINJAUAN TEORI
A. ORGANA GENETALIA EKSTERNAL
1. Penis
Penis (dari bahasa Latin yang artinya “ekor”, akar katanya sama dengan phallus,
yang berarti sama) adalah alat kelamin jantan. Penis merupakan organ eksternal,
karena berada di luar ruang tubuh. Pada manusia, penis terdiri atas tiga
bangunan silinder berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian
atas berupa jaringan spons korpus kavernosa berfungsi ketika ereksi dan satu bagian yang lebih
kecil di bawah . Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus
spongiosum yang membungkus uretra berfungsi sebagai saluran air seni ketika kencing
dan saluran untuk sperma ketika ejakulasi. Ujung
penis disebut dengan glan penis. Penis
sebagai alat penting dalam hubungan seks baik untuk kreasi atau prokreasi. Uretra pada penis dikelilingi
oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah
dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan
terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Penis
berfungsi sebagai alat persetubuhan serta alat senggama dan juga sebagai
saluran untuk pembuangan sperma dan air seni.
Penis sejati dimiliki oleh mamalia. Reptilia tidak memiliki penis sejati
karena hanya berupa tonjolan kecil serta tidak tampak dari luar, sehingga
disebut sebagai hemipenis (setengah penis).
2.
Glans
Glans adalah bagian depan atau kepala penis. Glans
banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Kulit yang menutupi glans disebut
foreskin (preputium). Di beberaa Negara memiliki kebiasaan membersihkan daerah
sekitar preputium ini atau dikenal dengan yang namanya sunat.
3. Buah
zakar
Buah zakar terdiri dari kantung zakar yang
didalamnya terdapat sepasang testis dan bagian-bagian lainnya. Kulit luar nya
disebut skrotum. Skrotum berfungsi melindungi testis serta mengatur suhu yang
sesuai untuk spermatozoa (sel sperma).
4. Skrotum
Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testis
atau buah zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di
depan perineum. Pada wanita, bagian ini serupa dengan labia mayora. Skrotum
berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum
kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot
polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum
sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat
serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang
disebut otot kremaster. Pada skrotum manusia dan beberapa mamalia bisa
terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai tumbuh sejak masa pubertas.
Fungsi utama
skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki
suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh.
Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot
rangkap yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau
membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu
testis sekitar 34°C. Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau
melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak mendekat atau menjauhi
tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak
menjauh pada suhu panas.
B. ORGANA GENETALIA INTERNAL
Organ reproduksi internal pria terdiri atas testis,
saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
1.
Testis
Testis
adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis dibungkus oleh
skrotum, kantong kulit di bawah perut. Pada manusia, testis terletak di luar
tubuh, dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum.
Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan lebih
efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37°C).
Pada tubulus
spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat
testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot kremaster akan
berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Fenomena ini dikenal dengan refleks
kremaster.
Selama masa
pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis. Ukuran testis
bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis), cairan
intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli.
Pada
umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih
rendah dari yang lainnya. Hal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis
pembuluh darah pada testis kiri dan kanan.
Testis
berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi testis:
- memproduksi sperma
(spermatozoa)
- memproduksi hormon seks pria
seperti testosteron.
Kerja testis
di bawah pengawasan hormon gonadotropik dari kelenjar pituitari bagian
anterior:
1. luteinizing
hormone (LH)
2.
Follicle-stimulating hormone
(FSH)
Testis
dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea. Di dalam testis
terdapat banyak saluran yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus ini
dipenuhi oleh lapisan sel sperma yang sudah atau tengah berkembang.
Spermatozoa (sel
benih yang sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari tubulus menuju
rete testis, duktus efferen, dan epididimis. Bila mendapat rangsangan seksual,
spermatozoa dan cairannya (semua disebut air mani) akan dikeluarkan ke luar
tubuh melalui vas deferen dan akhirnya, penis. Di antara tubulus seminiferus
terdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig. Sel Leydig
memproduksi hormon testosteron. Pengangkatan testis disebut orchidektomi atau
kastrasi.
2.
Saluran reproduksi
Saluran
pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
- Epididimis (tempat pematangan sperma)
Epididimis
merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis.
Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan
bergerak menuju vas deferens
- Vas deferens (saluran sperma dari testis ke kantong sperma)
Vas deferens
atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke
atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada
testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens
berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung
semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
·
Saluran
ejakulasi
Saluran
ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan
uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam
uretra
- Uretra
Uretra
merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran
untuk membuang urin dari kantung kemih.
3.
Kelenjar kelamin
Kumpulan
kelenjar aksesoris terdiri dari vesikula seminalis, prostate, dan kelenjar
bulbouretralis. Sebelum ejakulasi, kelenjar tersebut mensekresikan mucus bening
yang menetralkan setiap urine asam yang masih tersisa dalam uretra.
Sel-sel
sperma dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah
mengadakan kontak dengan plasma semen. Plasma semen mempunyai dua fungsi utama
yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang
mula-mula tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang
kaya akan elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat,
fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin, dan sedikit
vitamin-vitamin serta enzim-enzim. Kelenjar aksesoris terdiri dari:
- Vesikula seminalis (tempat penampungan sperma)
Vesikula
seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk
yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis
menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Vesikula
seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total volume semen. Cairan tersebut
mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan sebagian besar energi yang digunakan
oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam askorbat, dan prostaglandin.
- Kelenjar prostat (penghasil cairan basa untuk melindungi sperma)
Kelenjar
prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih. Kelenjar prostat adalah kelenjar pensekresi terbesar. Cairan prostat
bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim antikoagulan, sitrat
(nutrient bagi sperma), sedikit asam, kolesterol, garam dan fosfolipid yang
berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
- Kelenjar bulbouretra / cowper (penghasil lendir untuk melumasi saluran sperma)
Kelenjar
bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak disepanjang uretra,
dibawah prostat. Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang
salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang
bersifat alkali (basa).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
Alat :
- Bak
allumunium
- Pinset
- Mikroskop
- Objek glass
- Scalpel
Bahan :
- Organ
kelamin jantan sapi dan kambing
Cara Kerja
·
Secara
Makroskopis
1. Preparat organ kelamin jantan
pada sapi dan kambing yang sudah diformalinkan dikeluarkan
dari toples dan dimasukkan ke dalam bak allumunium.
2.
Perhatikan penjelasan asisten masing-masing kelompok.
3. Amati
bentuk dan susunan dari organ kelamin betina baik pada sapi atau kambing.
4.
Lakukanlah pengamatan pada masing-masing organ, sebutkan secara berurutan dari
dalam
ke luar atau dari luar ke dalam, secara bergantian.
5.
Setelah itu, gambarkanlah hasil pengamatannya.
·
Secara
Mikroskopis
1.
Ambillah preparat awetan dari tubulus seminiferus dan duktus epididimis.
2. Nyalakanlah mikroskop dan atur
pencahayaannya, lalu letakkan masing-masing preparat
secara bergantian di atas meja preparat pada
mikroskop.
3. Perhatikan penjelasan
asisten.
4. Amatilah preparat tersebut
beserta bagian-bagiannya.
5. Gambarkanlah hasil
penglihatan pada mikroskop.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
organa genetalia masculina |
Tubulus seminiferus |
Testis |
Secara Makroskopis
Organ reproduksi jantan terdiri dari
organ reproduksi primer, organ reproduksi sekunder dan organ kelamin luar.
Organ reproduksi primer terdiri dari
testis (jamak : testes). Testis berfungsi penghasil spermatozoa dan penghasil
hormone testosterone. Testis berada dalam kantong skrotum yang dilapisi tunika
vaginalis dan tunika albugenia. Testis terdiri dari lobulus yang banyak tubulus
seminiferus yang berwarna kuning sebagai penghasil spermatozoa, diantara
lobulus terdapat warna putih pucat yang disebut rete testis.
Organ reproduksi sekunder terdiri
dari kelenjar dan saluran reproduksi. Saluran-salurannya terdiri dari duktus
epididimis yang terbagi lagi menjadi caput epididimis, corpus epididimis dan
cauda epididimis. Pada bagian cauda inilah tempat pematangan sperma.
Selanjutnya masuk ke dalam duktus deferen yang terdapat funikulus spermatikus
yang didalamnya terdapat spermaticord yang berbentuk anyaman. Saluran
selanjutnya adalah uretra, di mana pada ruminansia berbentuk huruf S dan
berkelok yang dinamakan flexura sigmoidea. Pembesaran pada uretra dinamakan
ampulla.
Kelenjar-kelenjarnya dibagi menjadi
kelenjar vesika seminalis yang fungsinya member warna pada sperma yang
dihasilkan, kelenjar prostat berfungsi member bau yang khas pada sperma,
terakhir adalah kelenjar cowper atau bulbouterina yang fungsinya membersihkan
saluran uretra.
Organ reproduksi luar jantan terdiri
dari penis yang berfungsi pada saat terjadi kopulasi, penis memiliki bagian
diantaranya radig, corpus dan glans penis pada bagian ujungnya. Pada bagian
ujung dari glans penis dibungkus oleh preputium.
Pada pengamatan mikroskopis organ
reproduksi jantan ini yang diamati adalah testis. Pada testis ini, terdapat
lapisan tunika vaginalis dan tunika albugenia, terdapat jaringan ikat,
tampaknya pembuluh darah, epitel germinal, sel leydig dan tubulus seminiferus.
Pada tubulus seminiferus yang
diperbesar pada mikroskop maka akan telihat membrane basal, sel leydig yang
menghasilkan hormone testosterone dan pada batas-batasan tubulus seminiferus
terdapat spermatogonia yang berada di tepi membran basal. Kemudian akan tampak
bulatan besar yang dinamakan spermatosit primer dan yang kecilnya adalah
spermatosit sekunder. Pada tubulus seminiferus tersebut akan tampak bentuk yang
berbeda dari spermatosit yang dinamakan sel sertoli yang member makan
spermatozoa. Pada bagian tengah akan tampak sperma yang bergerak dan memiliki
ekor.
Pada gambaran mikroskopis duktus
epididimis akan tampak pada preparat adanya membran basal yang di dalamnya
terdapat epitel slindris banyak baris bersilia.
Makasih banget!
BalasHapus